Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Pages

Responsive Ad

Jatuh Bangun Bisnis si 'Iron Man' Dunia Nyata

Bocah pendiam yang sempat di-bully, Elon Musk, mungkin tak pernah menyangka akan sukses seperti ini. Walaupun begitu, sebelum seperti sekara...



Bocah pendiam yang sempat di-bully, Elon Musk, mungkin tak pernah menyangka akan sukses seperti ini. Walaupun begitu, sebelum seperti sekarang ia pernah merasakan jatuh bangun membangun bisnisnya.

Bisnis pertamanya ia rintis setelah memutuskan keluar dari kuliahnya di Stanford. Kala itu, tahun 1995, ia dan saudaranya Kimbal meluncurkan perusahaan perangkat lunak bernama Zip2.

Perangkat lunak tersebut bergerak di bidang penyedia peta hingga surat kabar. Pembuatan perangkat tersebut memakan biaya hingga US$ 28.000 atau setara dengan Rp 392 juta (kurs Rp 14.000) yang berasal dari uang ayahnya dan investor.

Bersamaan dengan peluncuran Zip2, internet juga mulai berkembang kala itu sehingga membuat perangkat semakin banyak digunakan. Tak lama, Zip2 akhirnya berhasil menandatangani kerja sama dengan koran The New York Times dan Chicago Tribune.

Hanya saja, terjadi masalah pada internal perusahaan Zip2. Sebab, Musk ingin menjadi CEO, tetapi para investor tak setuju dengan keinginan itu. Pada tahun 1999, para investor pun menjual perusahaan kepada Compaq sebesar US$ 307 juta ditambah US$ 34 juta dalam opsi pembelian saham. 

Dalam penjualan saham Zip2, Musk menerima 7% atau US$ 22 juta dari penjualan atau setara Rp 308 miliar. Pendapatan dari Zip2 kemudian digunakannya untuk mendirikan situs bernama X.com. 

Situs itu sendiri bergerak di bidang finansial technology (fintech) yang kemudian diubah namanya menjadi PayPal. Di tahun 2002, situs jual-beli online, eBay, membeli PayPal dengan harga US$ 1,5 miliar. Elon pun memperoleh US$ 165 juta dari penjualan tersebut.

Di tahun yang sama, Elon mengembangkan minatnya di dunia antariksa dengan memanfaatkan keuntungan dari penjualan PayPal. Ia mendirikan perusahaan yang bergerak dalam transportasi luar angkasa bernama Space Exploration Technologies atau yang biasa dikenal dengan SpaceX.

Setelah melewati berbagai kegagalan, SpaceX berhasil meluncurkan roket komersial pertamanya di tahun 2009 yang diberi nama Falcon 1.

Roket ini berfungsi meletakkan satelitnya di orbit Bumi. Tak hanya itu, di tahun 2012 SpaceX kembali berhasil menciptakan roket bernama SpaceX Dragon. Roket ini mampu mencapai Stasiun Luar Angkasa Internasional (International Space Station atau ISS). 

Tak sampai di situ, rasa penasarannya dalam pengembangan teknologi. Elon kali ini menggeluti bakatnya di industri kendaraan listrik. 

Pada tahun 2004 Elon bergabung dengan Tesla Motors atau perusahaan kendaraan berbahan bakar listrik. Ia menyuntikkan dana sebesar US$ 7,5 juta untuk Tesla Motors. Lalu, pada tahun 2008 ia berhasil meraih jabatan sebagai CEO. Mobil keluaran pertama Tesla adalah Tesla Roadster dan berhasil terjual sebanyak 2.500 unit di 31 negara.

Bagi, Elon berbisnis di Tesla Motors bukan untuk mencari keuntungan. Tetapi ia memiliki keinginan kuat untuk memperbaiki kondisi lingkungan dengan menciptakan kendaraan yang bertenaga listrik.

Walaupun menghadapi tantangan yang cukup besar, yakni keterbatasan sarana pengisian ulang energi, Elon terus berkomitmen untuk mensukseskan produksi kendaraan ramah lingkungan.

Kegigihannya di bidang kendaraan ramah lingkungan tak hanya sampai Tesla Motors. Pada tahun 2006 bersama sepupunya Lyndon dan Peter Rive, Elon mendirikan SolarCity.

Perusahaannya kali ini bergerak khusus dalam memproduksi panel surya, pendanaan dan pemasangannya. SolarCity ini juga menjadi sarana bagi Elon untuk mendirikan tempat pengisian ulang untuk kendaraan listrik yang bekerjasama dengan Tesla Motors. Lalu, pada Juni 2016 SolarCity resmi diakuisisi Tesla Motors. 

Hingga saat ini, Elon terus mengembangkan kiprahnya di dunia bisnis. Ia mendirikan berbagai perusahaan lainnya, seperti Hyperloop, OpenAI, dan Neuralink. Kini ia diperkirakan memiliki kekayaan mencapai US$ 20,6 miliar atau setara dengan Rp 288 triliun.

Kuliah Beasiswa...?? Klik Disini


Reponsive Ads