Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Pages

Responsive Ad

Anak Milenial mau jadi Travel Influencer? Catat 3 hal ini!

Panorama Puncaak Bogor Jawa barat Suara.id - Pekerjaan mereka tak kenal istilah kerja sembilan jam sehari dari Senin sampai Jumat, berpakaia...

Panorama Puncaak Bogor Jawa barat

Suara.id - Pekerjaan mereka tak kenal istilah kerja sembilan jam sehari dari Senin sampai Jumat, berpakaian rapi, dan baru bisa refreshing tiap akhir pekan.

Tidak perlu pergi ke kantor untuk bekerja, pekerjaan mereka menjelajahi tempat-tempat yang indah, lalu mengabadikan foto perjalanan yang instagenik, bercerita soal bagaimana serunya menikmati setiap sudut-sudut Kota dan berbagi pengalaman soal keunikan di pelosok-pelosok Desa.

Lalu menghasilkan uang dari foto dan cerita yang mereka bagikan di media sosial. Siapa tak berminat jadi Travel Influencer!

Travel Influencer adalah sebuah jenis profesi baru yang lahir dari perkembangan arus media sosial yang begitu besar, perubahan tingkah laku Milenial membuat perkembangan travel Influencer semakin berkembang pesat seperti saat ini, tak bisa dipungkiri bahwa travel influencer adalah seleb baru di jagad Internet mereka punya peran besar terhadap perubahan pola pikir dan gaya hidup Milenial. So wajar saja jika banyak millenial yang bilang bahwa travel influencer merupakan profesi baru yang keren.



Menjadi Travel Influencer

Di Indonesia sendiri kita punya beberapa travel influencer yang cukup sukses seperti Marischka Prudence, Kadek Arini, Ariev Rachman, Takdis, lalu Trinity yang bahkan kisah perjalanannya diangkat menjadi film ke layar lebar. Mereka bisa keliling dunia, berbagi pengalaman di media sosial dan memberi manfaat besar bagi industri pariwisata.

Rade Tampubolon, seorang founder Sociabuzz, sebuah marketplace yang menghubungkan brand dengan para influence. Rade mengatakan bahwa untuk menjadi seorang travel influencer yang dikenal kita harus memiliki passion terlebih dahulu, lalu dipupuk dengan konten yang bagus dan konsisten untuk membuat personal branding

Terdengar gampang sih dan tidak terlalu sulit, cuma harus memiliki Passion, Konten dan Konsisten. Sepertinya tidak ada modal besar yang harus dikeluarkan. Tapi benarkah semudah itu?

Passion
Bicara soal passion, setiap orang bisa menterjemahkannya macam-macam, ada yang menganggap passion berarti melakukan sesuatu yang disukai, ada yang bilang hobi yang menyenangkan atau ada juga yang bilang passion itu sesuatu terus kita lakukan setiap saat.

Tapi saya pikir lebih dari itu, passion itu adalah hasrat, keinginan yang kuat dari dalam diri seseorang, passion itu adalah sesuatu yang terus kita nikmati dalam keadaan buruk sekalipun, tak peduli hasilnya belum sesuai yang kita inginkan.

Itulah kenapa passion harus menjadi pondasi utama untuk menjadi travel influencer, seorang travel influencer adalah pekerja yang tidak sekedar menyajikan konten menarik dan foto yang ciamik saja, lebih dari itu mereka adalah brand itu sendiri yang mempengaruhi orang lain.

Bicara soal mempengaruhi orang lain tentu saja tidak akan mudah, mempengaruhi butuh proses, bahkan kadang proses yang panjang, dengan latar pengalaman setiap orang yang berbeda-beda, tidak mudah mudah untuk bisa langsung mendapatkan perhatian, apalagi menjadi idola mereka, kadang-kadang tidak jarang diawal membuat konten selalu saja ada komentar negatif di kolom komentar.

Maka bagi seorang travel Influencer yang tak punya passion yang kuat mereka akan perlahan mundur, menyerah atau parahnya malah terjebak situasi perang komentar dengan audiens yang ujung-ujungnya bisa merusak imagenya sendiri.

Konten
Jika seorang Travel Influencer sudah punya Passion hal berikutnya yang harus mereka pikirkan adalah konten. Kenapa konten?

Konten adalah sarana utama bagi travel Influencer, untuk menuangkan kreativitas dan memikat audiens.

Seorang Travel Influencer harus merencanakan terlebih dahulu sebelum membuat kontennya. Perencanaan sendiri merupakan sesuatu yang sangat penting untuk menentukan nantinya seperti apa konten yang akan ditampilkan, siapa sasaran yang akan dicapai lalu seperti apa image yang ingin di tampilkan Travel Influencer. mereka tidak bisa menampilkan konten yang asal-asalan.

Konten yang ditampilkan harus relevan dengan tujuan, konten travel misalnya harus sangat memperhatikan estetika feed, mood dan tone warna, sekalipun ada banyak foto bagus kita harus selektif memilihnya tidak bisa semua foto ditampilkan di feed instagram.

Sebuah konten haruslah mampu memberi solusi, karena salah satu alasan audiens mencari konten di internet karena mereka punya rasa ingin tahu atau punya masalah tertentu. Konten yang baik dapat menyelesaikan masalah atau menjawab rasa ingin tahu. Misalnya seorang audiens mengetik “tempat wisata di Bali” maka ia sedang butuh rekomendasi tentang tempat wisata di Bali, lebih dari sekedar gambar tapi pengalaman dari orang yang pernah kesana. Untuk itu penjelasan rinci dan menarik dari tulisan Travel Influencer akan sangat membantu mereka.

Konsisten

Setelah memiliki passion dan konten hal paling sulit yang harus dimiliki oleh travel Influencer adalah konsisten.

Kenapa di awal-awal disebutkan Passion yang kuat, itu karena kebanyakan dari kita tidak kesulitan ketika ditanya hal yang disukai, tapi sulit memastikan seberapa besar rasa suka tersebut, seberapa konsisten kita menjalaninya, konsisten sendiri lebih terkait kepada kedisiplinan kita dalam melakukan rutinitas.

Banyak sekali kita lihat, orang-orang yang awal-awalnya begitu bersemangat membuat konten yang sesuai hobi nya, sudah merencanakan dengan matang, tapi gagal konsisten untuk mempertahankan. Diawal membuat konten setiap hari lalu karena kesibukan membuat konten beberapa kali dalam seminggu, lalu mulai lupa dan hanya membuat konten kapan sempatnya pada akhirnya mereka malas untuk membuat konten.

Itulah kenapa diawal tadi disebutkan passion yang kuat, karena untuk membuat sesuatu terus berjalan harus dimulai karena kita mencintai nya, bukan mengharapkan keuntungan darinya, mereka yang diawal-awal berharap memperoleh keuntungan instan akan cepat merasa jenuh jika tak sesuai target, karena untuk mendapat keuntungan dari menjadi travel influencer butuh proses panjang yang sulit di prediksi.

Untuk itu sebelum memilih menjadi travel influencer kita harus memperbaiki niat, bahwa melalui konten kita ingin menularkan virus kebaikan dan kebermanfaatan bagi orang lain, bukan sekedar cari untung.

Mulailah melatih diri membuat jadwal, menyempatkan waktu dalam keadaan sesibuk apapun untuk memebuat konten, lihatlah para travel influencer yang sukses, bagaimanapun mereka selalu menyempatkan diri membuat konten atau berbagi info ketika sedang traveling.

Jadikan para travel Influencer sukses itu sebagai penyemangat, tanamkan niat bahwa sama seperti mereka kitapun siap untuk proses yang panjang.



Mulai Sekarang

Nah sekarang kalau sudah tau apa yang di butuhkan, maka mulauilah action!

Jangan menunggu, mulailah membuat perencanaan kecil, coba kepoin Instagram nya para travel influencer, follow mereka lalu coba scroll feed instagramnya, tulislah hal-hal yang dianggap penting dari postingan mereka, kita bisa belajar bagaimana cara mereka mengatur feed dan membuat sebuah tulisan di Instagram.

Menjadi travel influencer yang dikenal itu butuh waktu lama, jangan menghabiskan waktu untuk menunda, rencanakan dan action, jika salah kita bisa merevisinya kok, jadi tak perlu khawatir, kita bisa mulai dari perjalanan-perjalanan terdekat, misalnya coba explore ada hal unik apa di pasar, sudut-sudut mana saja yang terlihat instagenik, lalu mulai jelajahi.

Karena rencana tanpa di mulai akan selalu setia jadi rencana!

Penulis:  Ryanto Toto Traveller dari Kramat Sentiong

Reponsive Ads