Page Nav

HIDE

Gradient Skin

Gradient_Skin

Pages

Responsive Ad

Menjaga Alam dan Lestarikan Lingkungan: Ibadah Mulia dalam Islam

Menjaga Alam dan Lestarikan Lingkungan: Ibadah Mulia dalam Islam Suara Indonesia - Dalam Islam, umat muslim diajarkan untuk bijaksana, sal...


Menjaga Alam dan Lestarikan Lingkungan: Ibadah Mulia dalam Islam


Suara Indonesia
- Dalam Islam, umat muslim diajarkan untuk bijaksana, saling mengasihi, dan menyayangi semua makhluk ciptaan Tuhan, termasuk alam semesta. Manusia, sebagai penghuni alam, harus bertanggung jawab menjaga kelestariannya.

Ahmad Najib Burhani, peneliti di Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), menyampaikan hal ini saat membahas Buku Pedoman Hidup Islam Warga Muhammadiyah dalam program 'Inspirasi Sahur' yang disiarkan oleh akun YouTube BKN PDI Perjuangan pada Rabu (19/4/2023). Mirza Ahmad menjadi pemandu acara.

Najib menjelaskan bahwa menjaga lingkungan dan alam merupakan inti hubungan manusia dengan alam semesta. Perilaku ini dianggap sebagai ibadah mulia dalam Islam. Najib, yang juga Wakil Ketua Majelis Pustaka dan Informasi (MPI) PP Muhammadiyah, menegaskan bahwa manusia harus senantiasa berbuat baik bagi lingkungan dan alam yang telah memberi banyak manfaat.

Menanamkan kesadaran ini sangat penting demi keberlangsungan hidup di masa depan. Menurut Najib, jika dilakukan, maka itu sudah termasuk dalam bentuk ibadah mulia.

Najib mengatakan, "Alam harus diwariskan kepada anak cucu kita yang akan membutuhkan air, udara segar, dan sebagainya. Pedoman ini perlu ditekankan bagi umat beragama."

Buku Pedoman Hidup Islam Warga Muhammadiyah ditulis sebagai respons terhadap dinamika kehidupan, meliputi kehidupan pribadi, keluarga, bermasyarakat, berorganisasi, berbangsa, dan bernegara. Isinya mencakup upaya melestarikan lingkungan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan teknologi, serta seni dan budaya.

Najib menjelaskan, "Buku ini diharapkan menjadi pedoman bagi warga Muhammadiyah dalam menghadapi dinamika kehidupan politik, sosial, dan budaya yang terjadi dengan perubahan dunia yang cepat, serta perubahan di Indonesia yang berbeda."

Terkait kehidupan bermasyarakat, berorganisasi, berbangsa, dan bernegara, Najib menyoroti poin penting dalam buku tersebut: umat muslim tidak boleh apatis dan berdiam diri terhadap dinamika politik nasional.

Meskipun buku tersebut masih relevan untuk dibaca saat ini, Najib mengkritik beberapa bagian, seperti pembahasan mengenai kemajuan zaman dan perkembangan teknologi. Menurutnya, bagian tersebut perlu dirinci dan disesuaikan dengan perkembangan saat ini.




Reponsive Ads